Menu
Menu

Flores Writers Festival yang ketiga telah selesai. Dilaksanakan di Maumere sejak tanggal 8 sampai 10 November 2023, kegiatan ini melibatkan penulis, peneliti, komunitas, pembaca, dan pegiat literasi.


Oleh: Tim Kerja Flores Writers Festival 3 |


Flores Writers Festival diproyeksikan untuk menginisiasi terbangunnya ekosistem literasi di daerah-daerah di Flores, memicu keterlibatan pemerintah, NGO, masyarakat, serta institusi sosial politik dan ekonomi lainnya dalam upaya pemajuan literasi dan kebudayaan. Karena itulah, pada tahun ketiga penyelenggaraanya, festival ini menghadirkan penulis, pegiat literasi, komunitas, peneliti, dan pembaca dari berbagai daerah. Siapa-siapa saja mereka?

A

ADEN FIRMAN

Aden Firman kerap bekerja dengan audio-visual, peneliti, penulis, dan kurator di kolektif Videoge. Bertaut kerja dengan pengarsipan seni, grafika dan tataletak buku terkait isu perkotaan, kebudayaan, dan kesenian. Pada tahun 2016 menginisiasi Videoge bersama sejumlah kawannya di kampung halaman, sebuah komunitas yang bertumpu pada pengetahuan setempat, inisiatif warga, klub belajar, kolektif seni dan multimedia yang digerakkan di Labuan Bajo, Flores hingga sekarang. Melalui komunitas, Aden mendorong gerakan swadaya informasi warga dengan pendekatan eventual melalui Pesta Kampung.

AFRIZAL MALNA

Afrizal Malna. Lahir di Jakarta, 7 Juni 1957. Aktivitas terakhir: Mengikuti residensi DAAD di Berlin (2014-2015), Poetry On The Road International Bremen (Mei 2014), Berlin International Literatur Festival (September 2014), Maasricht International Poetry Night (Oktober-November, 2014) dan Literature Festival Southeast Asia Litprom Frankfurt, (Januari 2015); Hamburg Literatur Festival (Harbour Front, September 2015); International Poetry Festival-Kritya, di Kerala, India, (Februari 2016); mengikuti Tokyo Performances Arts Meeting (TPAM) di Yokohama, sebuah grant dari Japan Foundation Jakarta. Sebagai peserta dalam Biennalle Jakarta 2017. Sebagai kurator teater di Europalia 2017 dan Pekan Teater Nasional 2018 dan 2019. Tahun 2016-2019 mengurus program Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta. 2020-2025 Anggota Akademi Jakarta. Sebagai tokoh seni pilihan majalah Tempo 2020 untuk buku Prometheus Pinball. Mengikuti Jan van Eyck Liteture Festival, Maastricht, 2022.

Buku-buku terbarunya yang terbit: Pertumbuhan di Atas Meja Makan (Kalabuku, Yogyakarta 2020), Prometheus Pinball (Reading Sidesways Press, Melbbourne, 2020), Racun Tikus, Seni, Wabah, Bencana dan Perang (Diva Press, Yogyakarta 2020), Kandang Ayam, Korpus Dapur Teks (Diva Press, Yogyakarta 2020), Morning Slantingn To The Right (Reading Sidesways Press, Melbbourne, 2021), Tembakan Dalam Masker hmmm (Indonesia Tera, Yogyakarta, 2021), dan Performance Art – Medan Pasca-seni (Diva Press, Yogyakarta, 2023).

AFRYANTHO KEYN

Afryantho Keyn menulis cerita pendek dan puisi yang disiarkan di beberapa media cetak dan daring. Emerging Writer MIWF 2020. Bermukim di Nuhalolon, Flores Timur, NTT. Afryantho juga kini menjadi salah seorang redaktur di Jurnal Sastra Santarang terbitan Komunitas Sastra Dusun Flobamora.

AMA GASPAR

Ama Gaspar, penulis dan editor lepas. Ama menulis puisi, cerpen, dan esai. Selain menulis, Ama juga bergiat di Yayasan Babasal Mombasa yang menginisiasi Festival Sastra Banggai dan kerja-kerja kemanusiaan untuk literasi, pendidikan, dan kebudayaan. Ia juga merupakan bagian dari Jaringan Puan Seni Indonesia. Saat ini, Ama sedang menguji ketahanannya menulis novel.

AN WIBISANA

Abu Nabil Wibisana adalah alumnus Jurusan Hubungan Internasional, FISIP Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Menulis puisi dan menerjemahkan karya sastra Amerika Kontemporer. Karya-karyanya telah disiarkan di pelbagai media massa dan tergabung dalam sejumlah antologi. Pernah diundang dan menghadiri Temu 1 Sastrawan NTT tahun 2013 di Kupang dan Temu 2 Sastrawan NTT tahun 2015 di Ende. Tahun 2017, Abu terpilih sebagai salah satu emerging writer di Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) Bali. Mengikuti pelatihan instruktur literasi tingkat nasional tahun 2018 di Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Jakarta. Kini ia bekerja sebagai editor di Penerbit Dusun Flobamora, Kupang dan Redaktur Puisi di Bacapetra.co.

ANITHA SILVIA

Anitha Silvia adalah peneliti independen yang berbasis di Surabaya. Sejak 2022 Anitha merancang projek riset jangka panjang mengenai hari pasar di wilayah Kepulauan Timur Asia Tenggara. Anitha adalah penerima fellowship dari The BAK Post-academic Research Fellowship for Situated Practice 2011/2022 di Utrecht.

ARMIN BELL

Armin Bell, tinggal di Kedutul, Ruteng adalah Ketua Yayasan Klub Buku Petra dan Pemimpin Redaksi Bacapetra.co. Seorang bloger yang aktif mengelola laman web www.ranalino.co. Ia bergiat di Komunitas Saeh Go Lino, Ruteng. Menulis buku Telinga – Sebuah Antologi (2011) dan kumpulan cerpen Perjalanan Mencari Ayam (2018). Saat ini sedang menyiapkan kumpulan cerpen terbaru: Keluarga Oriente. Sejak akhir tahun 2022, ia dipercaya menjadi Direktur Flores Writers Festival.

ARIF FURQAN

Arif Furqan adalah pengajar dan peneliti yang menekuni fotografi dan seni. Karyanya memanfaatkan materi fotografi dan arsip untuk mengeksplorasi isu tentang keluarga, memori, sejarah, dan mobilitas. Menjadi bagian dalam Flock Project, sebuah kolektif yang mengeksplorasi kemungkinan medium cetak fotografi. Pada tahun 2021 menerima Prince Claus Seed Award atas Unhistoried, sebuah proyek riset dan eksplorasi artistik berbasis arsip foto keluarga Indonesia di era Orde Baru (1960-1990an). Kini ia sedang melakukan riset serta proyek artistik tentang ingatan vernakuler serta lanskap ingatan tentang Indonesia era Orde Baru.

C

CARLIN KARMADINA

Carlin Karmadina, jurnalis lepas dan pegiat Komunitas KAHE. Melakukan kerja riset kesenian pada program Voicing Bajo (2020) dan Cerita-Cerita Keberagaman dari Maumere (2023). Turut mengelola perpustakaan Gata Pustaka yang diinisiasi oleh Komunitas KAHE. Mengelola dan menulis di Laune.id.

D

DIAN PURNOMO

Dian Purnomo adalah seorang penulis dan peneliti. Dia menggunakan kesempatannya melakukan penelitian untuk meramu cerita-cerita yang bisa menjadi alat kampanye terutama untuk isu-isu sosial yang sedang berkembang di wilayah tersebut. Dua novel terakhirnya adalah Perempuan yang Menangis kepada Bulan Hitam, mengambil setting di Sumba dan Perempuan yang Menunggu di Lorong Menuju Laut, tentang perempuan di Sangihe.

DR. OTTO GUSTI NDEGONG MADUNG

Lahir di Lengko Elar, Flores pada tanggal 20 Mei 1970. Tahun 1991 mulai belajar filsafat di STFK Ledalero. 1994 meneruskan studi teologi di “Philosophisch-Theologische Hochschule St. Gabriel, Mödling bei Wien, Austria dan mencapai gelar “Magister der Theologie” pada tahun 1999. Ditahbiskan menjadi imam pada bulan Juli 1999. Juli 1998 – September 2000 menjalankan praktek diakonat dan bekerja sebagai imam pembantu di sebuah paroki di Kota Wina-Austria. Oktober 2000 – akhir September 2001 bekerja pada Institut Sosial Jakarta: Sebuah LSM milik Serikat Jesuit yang bergerak di bidang advokasi masyarakat miskin Kota Jakarta. Akhir 2001 – Februari 2008 belajar filsafat pada “Hochschule für Philosophie, München, Jerman. Tanggal 8 Februari 2008 mempertahankan tesis doktoral berjudul “Politik und Gewalt. Giorgio Agamben und Jürgen Habermas im Vergleich” – “Politik dan Kekerasan. Sebuah Studi Perbandingan tentang Giorgio Agamben dan Jürgen Habermas”. Disertasi ini diterbitkan di Utz Verlag, München 2008.

Sekarang bekerja sebagai pengajar Filsafat dan Hak-Hak Asasi Manusia di IFTK Ledalero, Maumere, Flores. Sejak Agustus 2018 diangkat dan dilantik sebagai Rektor Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero. Buku-buku yang telah ditulisnya: Politik. Antara Legalitas dan Moralitas (Penerbit Ledalero, 2009), Politik Diferensiasi versus Politik Martabat Manusia? (Penerbit Ledalero, 2011), Post-Sekularisme, Toleransi dan Demokrasi, (Penerbit Ledalero, 2017). Selain itu giat menulis di media massa baik lokal pun nasional serta menulis artikel untuk sejumlah jurnal ilmiah. Di samping bekerja sebagai dosen, ia juga aktif dalam kegiatan advokasi dan pendidikan masyarakat luas dalam isu gender, HAM, dan kekerasan terhadap perempuan bersama Divisi Perempuan, Truk-F, Maumere dan JPIC SVD Ende.

E

EKA PUTRA NGGALU

Eka Putra Nggalu menamatkan pendidikan filsafat di STFK Ledalero Maumere. Tahun 2015, terlibat menjadi salah satu inisiator berdirinya Komunitas KAHE, sebuah komunitas lintas disiplin ilmu dan praktik yang menggunakan kesenian sebagai medium untuk merefleksikan gagasan serta isu-isu sosial masyarakat. Bersama Komunitas KAHE menginisiasi beberapa proyek dan platform (teater, sastra, seni rupa, diskusi) yang berbasis pada aktivasi isu, modal, dan potensi komunitas warga.

Beberapa yang bisa disebutkan antara lain, Festival Teater Maumerelogia (2016-2019), Maumere Exhibition (2019-2022), Flores Writers Festival (2021-2022), Voicing Bajo and Bugis People of Maumere (2020), dan Re-Imagine Bikon Blewut (2022). Tahun 2023 menjadi kurator Jogja Biennale 17, Titen – Embodied Knowledge, Shifting Grounds. Ia juga aktif mengelola serta menulis di media daring Laune.id.

ERICH LANGOBELEN

Erich Langobelen dari Lewoleba, Lembata, NTT. Menyelesaikan pendidikan sarjana Filsafat dan Magister Teologi Kontekstual di IFTK Ledalero. Bergiat seni dan sastra di Yayasan Komunitas KAHE Art Space Maumere. Karyanya tersebar di Kompas, Media Indonesia, Bacapetra.co, Pos Kupang, Flores Pos, Jurnal Sastra Santarang, Nyanyian Sasando (antologi penyair NTT), Majalah PUSAT, dan beberapa media lain. Ia pernah diundang dan menghadiri Festival Sastra NTT dan Temu II Sastrawan NTT (Ende, 2016), Program Penulisan Drama Majelis Sastra Asia Tenggara (Bogor, 2015), Musyawarah Nasional Sastrawan Indonesia II (Jakarta, 2017), dan sebagai Emerging Writer di Ubud Writers and Readers Festival (Ubud, 2017).

Kini Erich menjadi pengajar Filsafat dan Etika di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta, Universitas Multimedia Nusantara, Universitas Bunda Mulia, dan Universitas Bung Karno. Buku ketiganya berjudul Sepasang Kita yang Mungkin Tak Ada (Grasindo, 2019). Buku terbarunya akan terbit dengan judul Celengan dan Perasaan-Perasaan yang Menyusun Dirinya Sendiri. Sementara itu ia tengah menyiapkan buku non-fiksinya yang pertama yang berjudul Ata Diken: Kajian Filosofis dan Teologis Terhadap Tatanan Hidup Masyarakat Lamaholot di Adonara.

ERLYN LASAR

Erlyn Lasar lahir di Maumere, 19 Maret 1994. Menempuh pendidikan di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, FKIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Karya yang pernah diterbitkan; Kumpulan Cerpen Sabtu Kelabu (Mosalaki Librica, Jakarta, 2011), Pedagogi Berkepedulian (Sanata Dharma University Press, 2017). Kini menetap di Maumere dan bekerja sebagai pengajar di Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif, Ledalero. Selain aktif mengajar Bahasa Inggris, Erlyn juga berkecimpung dalam bidang Pendidikan Alternatif untuk anak dan remaja bersama Rumah Muara Learning Community di Maumere. Pada akhir tahun 2019, ia pernah menerima beasiswa Pemprov NTT untuk belajar tentang Sustainable Tourism di Griffith University dan Barrington College, Queensland, Australia.

F

FATRIS MF

Fatris MF adalah seorang penggemar filologi dan sastra lisan yang bekerja sebagai periset dan jurnalis lepas untuk beberapa media, seperti DestinAsian Indonesia, National Geographic Indonesia dan Koran Tempo. Empat bukunya; Merobek Sumatra (2015), Kabar dari Timur (2018), Lara Tawa Nusantara (2019), Hikayat Sumatra (2021) merupakan kumpulan catatan perjalanannya ke berbagai daerah di Indonesia yang berfokus pada sejarah, isu lingkungan, serta pergeseran budaya dan pergesekannya dengan modernisasi. Dia menetap di Padang, Sumatra Barat.

FATWA PERTIWI DJALAL

Fatwa Pertiwi Djalal adalah pegiat literasi, Ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat Kabupaten Banggai, dan Manager Festival Sastra Banggai. Tiwi juga bergiat bersama Yayasan Babasal Mombasa untuk kerja-kerja kemanusiaan.

FERNANDO XIMENES

Fernando A. T. Ximenes adalah peneliti isu interdisipliner yang berbasis di Timor-Leste. Ia tertarik pada hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi politik, psikoanalisis, pertanyaan perkotaan dan perdesaan, sejarah dan ekonomi digital, dan telah menerbitkan berbagai artikel, komentar, serta esai tentang itu. Tulisannya telah muncul di Delinking, Dialetika, Monthly Review, Jenata Weekly dan Midwestern Marx. Baru-baru ini, Fernando ikut menyumbangkan esai ke dalam sebuah proyek buku bersama oleh Slavoj Zizek; Global Manifestos for the 21st Century.

Ia adalah anggota Komite Esperansa, sebuah gerakan pendidikan berbasis massa yang bertujuan untuk mempromosikan pendidikan populer dan kritis di Timor-Leste. Selain itu, ia juga pernah membantu inisiatif RedEsperansa, jaringan internet broadband yang dimiliki masyarakat dan bersifat bottom-up di Timor Leste. Fernando diberi tanggung jawab untuk berbagai posisi dan keanggotaan seperti Co-Chair Drafting Committee on ASEAN People’s Forum, anggota International Manifesto Group dan UN Civil Society Financing for Development (FfD) Mechanism. Khusus dalam bidang sejarah, ia telah mendirikan Fundação L7, yang bekerja di bawah Asosiasi Timoriana dalam mengumpulkan sejarah komunitas dan kenangan masyarakat perkotaan, serta mendirikan berbagai kelompok sejarah lisan akar rumput di beberapa kota di Timor-Leste. Fernando sekarang menjadi asisten peneliti sejarah di Comite Orientador 25.

FESTIVAL SASTRA BANGGAI

Festival Sastra Banggai diinisiasi untuk membangun ekosistem kesastraan, literasi, dan kebudayaan di Banggai Bersaudara. Festival yang hadir untuk membuka ruang diskusi dan ruang belajar ini bermula dari geliat komunitas literasi yang mulai bermunculan di Banggai.

Festival Sastra Banggai yang menjadi agenda tahunan Yayasan Babasal Mombasa mempertemukan penulis, seniman, pegiat literasi, akademisi, dan pegiat lintas komunitas. Festival ini digerakkan oleh banyak orang, oleh kawan-kawan muda dengan pribadi yang unik dan gigih. Setiap tahun, Festival Sastra Banggai hadir sebagai hari raya sastra, literasi, dan kebudayaan. Kawan-kawan dari luar Banggai Bersaudara, berkumpul di Teluk Lalong untuk bersenang-senang merayakan kata-kata.

FESTIVAL SASTRA SANTARANG

Festival Sastra Santarang (FSS) adalah kegiatan sastra berkala di Kupang, NTT yang dikelola oleh Komunitas Sastra Dusun Flobamora. FSS pertama dilaksanakan pada tanggal 2-4 Juni, 2015 di Kota Kupang. Kegiatan kali itu menjalin kerja sama dengan Komunitas Salihara dan para pegiat sastra di NTT. Selanjutnya, FSS dilaksanakan setahun sekali sejak tahun 2022 dengan metode hybrid. Festival ini terdiri dari beberapa acara, seperti lokakarya penulisan kreatif, diskusi buku, pementasan karya, media visit, dan acara-acara lainnya.

Penyelenggaraan festival sastra ini merupakan bentuk perluasan jejaring sastra lintas komunitas, pengejawantahan upaya pengembangan iklim bersastra serta penumbuhan minat baca dan diskusi sastra di Indonesia, khususnya Kota Kupang, NTT.

FLORES WRITERS FESTIVAL

Flores Writers Festival diinisiasi oleh Klub Buku Petra Ruteng dan sejak 2021 bekerja sama dengan Komunitas KAHE Maumere dalam penyelenggaraannya. Festival ini digagas sebagai perayaan untuk merangsang gairah, pertumbuhan, dan perkembangan aktivitas-aktivitas kesusastraan (literasi), kesenian serta kebudayaan di Flores.

Flores Writers Festival mempertemukan para penulis, pembaca, penerbit, kritikus, peneliti, aktivis literasi, komunitas, seniman dan media dari berbagai latar belakang sosial, politik, dan budaya. Pertemuan ini diupayakan sebagai ruang berdialog, berbagi, dan berefleksi untuk meningkatkan kecintaan serta kreativitas dalam kerja-kerja kesusastraan dan kebudayaan, terutama membaca, menulis, berdiskusi, menerbitkan karya-karya dan penciptaan kesenian serta membuka kemungkinan kerja-kerja lintas ilmu dan praktik kesenian dari para partisipan yang terlibat.

Kerangka tematik dan program festival ini berpijak pada upaya menggali, belajar, dan melestarikan nilai-nilai, kebijaksanaan, dan pengetahuan yang berasal dari kekayaan tradisi, praktik, produk-produk kebudayaan serta sejarah daerah-daerah di Flores yang diharapkan akan menawarkan nilai dan pengetahuan lokal pada perbincangan yang lebih global, dalam tataran estetis-kultural maupun sosial-politis dan ekonomi. Festival ini juga diproyeksikan untuk menginisiasi terbangunnya ekosistem literasi di daerah-daerah di Flores, memicu keterlibatan pemerintah, NGO, masyarakat, serta institusi sosial politik dan ekonomi lainnya dalam upaya pemajuan literasi dan kebudayaan.

FORUM GIAT LITERASI ENDE

Forum Giat Literasi Ende merupakan forum bagi komunitas-komunitas di Kabupaten Ende dengan latar belakang minat dan aktivitas yang beragam; pengelola taman baca, trash hero, kelompok musik, komunitas budaya yang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kearsipan Kabupaten Ende. Visi forum ini adalah mengembangkan pendidikan dan kebudayaan di Kabupaten Ende melalui literasi. Forum ini mulai bergiat sejak 17 Januari 2019.

FORUM SUDUT PANDANG

Perkumpulan Forum Sudut Pandang (FSDP) adalah kolektif non-profit (berdiri pada tahun 2016) dan dikelola oleh pekerja seni lintas disiplin, akademisi, dan praktisi yang berbasis di Kota Palu, Sulawesi Tengah. FSDP telah menginisiasi beberapa program rutin, antara lain; workshop, pameran seni rupa, pemutaran dan distribusi film, pertunjukan musik dan pasar seni. Sejak tahun 2018, FSDP mengambil peran sebagai relawan kemanusiaan dan berkontribusi pada pemulihan pasca bencana melalui program-program yang berfokus pada literasi kebencanaan dan aktivasi warga dalam rekonstruksi Kota.

H

H. Y. FERDI

HYF lahir di Maumere. Saat ini ia bertani di Lahan Petani sembari bertugas untuk Rekavisual Studio. Di antara tahun 2016 dan 2021, Ferdy terlibat dalam proyek kolaborasi sosial Maumere TV. Di sana ia berkesempatan belajar menulis naskah feature dan dokumenter televisi.

J

JULIA ARUNGAN

Julia Fitri Gerhani Arungan lahir dan mukim di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Puisi-puisi dan cerpennya dimuat di media daring dan cetak, seperti Bacapetra.co, Jawa Pos, Tempo, Detik.com, Basabasi.co, Sastramedia.com, dan lain-lain. Sejumlah puisinya dimuat dalam antologi bersama seperti Taman Pitanggang, Dari Negeri Poci V: Negeri Langit, dan Antologi 100 Penyair Perempuan. Antologi puisi tunggalnya Ibuku Mengajari Bagaimana Mengisi Peluru adalah lima besar nomine penghargaan sastra Kemendikbudristek 2022.

Naskah lakonnya, Penumpang Asing masuk sebagai nomine Rawayan Award Dewan Kesenian Jakarta 2022. Manuskrip puisinya, Kutu-Kutu Joni memenangkan kategori ‘Naskah Menarik Perhatian Juri’ untuk sayembara manuskrip puisi Dewan Kesenian Jakarta, 2023. Saat ini mengajar sebagai guru SD di sekolah swasta di Mataram, Lombok.

JEMMY PIRAN

Jemmy Piran lahir di Sabah-Malaysia, 18 Februari. Alumnus PBSI, Universitas Nusa Cendana, Kupang. Cerpen-cerpennya sudah tersiar di koran lokal, nasional, dan majalah. Buku-bukunya yang telah terbit kumpulan cerpen Obituari Sebutir Telur, Seekor Ayam, dan Babi (Basabasi, 2018), dua novel berjudul Wanita Bermata Gurita (Laksana, 2020) dan Dalam Pelukan Rahim Tanah (Basabasi, 2021). Ia terpilih sebagai salah satu Emerging Writer MIWF 2020 (dan berlangsung pada 2022).

K

KAKA DEA

Dea (23) atau yang akrab disapa Kaka Dea adalah seorang transgender yang tergabung dalam Persatuan Waria Kabupaten Sikka atau yang disingkat PERWAKAS. Dea mengelola salon kecantikannya sendiri dan ikut terlibat dalam bermacam kegiatan, baik di PERWAKAS maupun di OMK. Tahun 2022, mewakili PERWAKAS, Dea menjadi pemenang dalam Kontes Pemilihan Ratu Waria se-Flores.

Kisah hidup Dea sebagai seorang transgender yang juga seorang penata rias tergabung dalam buku foto Aku dan Salonku karya Muhammad Rizki Pole dan Dea Gita Ningsih.

KARTIKA SOLAPUNG

Kartika Solapung, seorang penyanyi dan aktor yang bergiat di Komunitas KAHE Maumere sejak tahun 2016 dalam kerja-kerja kesenian dan kebudayaan. Terlibat dalam berbagai riset, pertunjukan teater dan musik, dan produksi pameran serta festival bersama Komunitas KAHE. Menjadi fasilitator program dan menangani manajemen Komunitas KAHE (Manager Keuangan Yayasan Komunitas KAHE Art Space). Beberapa tulisannya dimuat di website Laune.id.

KLUB BUKU PETRA

Klub Buku Petra aktif sejak Juni 2013 di Ruteng dengan sebuah gagasan awal tentang membaca buku bersama dan menceritakan pengalaman membaca masing-masing anggota. Klub Buku Petra juga hadir dengan tujuan untuk mengembangkan gagasan dan kreativitas anggotanya, diawali dengan membaca karya-karya sastra di Indonesia kemudian menyebarluaskan hasil-hasil kegiatan tersebut dalam rangka memajukan pendidikan dan pengembangan literasi, serta meningkatkan apresiasi sastra di tengah masyarakat.

Beberapa program yang telah dilaksanakan sejak tahun 2019 dan masih berlanjut hingga kini: Perpustakaan Publik Klub Buku Petra, Bincang Buku Petra dan Bincang Buku Sekolah, Kedai Buku Petra, media publikasi dalam jaringan Bacapetra.co. Pada tahun 2021, Klub Buku Petra menyelenggarakan Flores Writers Festival – Festival Penulis Pulau Bunga untuk pertama kalinya di Ruteng, Manggarai. Festival ini dirancang sebagai agenda yang dilaksanakan berkeliling di kota-kota di Pulau Flores.

KOLEKTIF VIDEOGE

Videoge diinisiasi tahun 2016 yang diawali sebagai ide penamaan saluran distribusi video dokumenter mikro yang mendokumentasikan kehidupan sehari-hari orang-orang dari kampung halaman mereka di Labuan Bajo. Dengan nama resmi Videoge Arts and Society kemudian berkembang menjadi kelompok studi interdisipliner, kolektif seni dan multimedia dengan anggota dari berbagai disiplin ilmu: seniman, musisi, penulis dan peneliti muda, agen perjalanan, koki, juru mudi, ibu rumah tangga, guru, serta mahasiswa.

KOMITE ESPERANSA

Komite Esperansa adalah gerakan pendidikan berbasis massa yang berpusat di Timor-Leste. Kelompok ini terdiri dari pekerja muda, cendekiawan, perempuan, petani, seniman, dan aktivis mahasiswa. Kelompok ini bertujuan untuk mempromosikan pendidikan populer dan kritis di kalangan masyarakat miskin perkotaan, petani, mahasiswa, dan pekerja. Beberapa kegiatan dan program kesadaran politik dan pendidikan bernama Common Space dan Forum Sosial Maubere telah dilakukan.

Kelompok ini telah menerbitkan majalah tahunan Jornal da Resureisaun Maubere, dan media online lainnya seperti Dialetika, terkait dengan kelompok tersebut. Mereka telah membangun basis dan jaringan di seluruh negeri, telah bekerja dengan berbagai lembaga masyarakat sipil dan bergabung dengan beberapa gerakan dan inisiatif progresif internasional.

KOMUNITAS KAHE MAUMERE

Komunitas KAHE bekerja dengan pendekatan artistic encounter (pelibatan warga aktif), menciptakan karya seni maupun platform bagi pengembangan kesenian di bidang teater, musik, seni visual, sastra, serta pengembangan riset dan studi budaya berperspektif interdisipliner dengan melibatkan ekosistem yang lebih luas. Secara informal, Komunitas KAHE Art Space pertama kali didirikan pada 23 Oktober 2015.

Komunitas KAHE diinisiasi sebagai ruang dokumentasi, produksi, distribusi dan apresiasi pengetahuan lokal melalui medium kesenian. Komunitas KAHE dikelola dengan semangat dan kerangka kerja kolektif kolegial. KAHE menjadi ruang alternatif untuk aktivitas produksi pengetahuan mengenai isu-isu sosial budaya di masyarakat, melalui medium kesenian (sastra, teater, seni rupa, musik, film, dan media baru) yang berbasis pada kerja studio, riset, workshop, penciptaan karya/forum artistic encounter, presentasi karya/platform seni, dokumentasi serta publikasi pengetahuan.

Komunitas KAHE mengelola beragam program sebagai medium pengembangan internal sekaligus strategi keterlibatan publik. Program-program yang dilaksanakan oleh Komunitas KAHE: Klub Baca (Sastra), Jamming Sastra (Apresiasi musik dan sastra), Maumere Cinema (Film), Maumere Exhibition (Pameran Seni Rupa), Studio Teater KAHE dan Maumerelogia (Teater), Kulababong (Diskusi dan Ceramah Budaya), media dalam jaringan Laune.id, riset seni budaya dan residensi seniman.

M

MAHFUD IKHWAN

Mahfud Ikhwan adalah novelis kelahiran Lamongan. Ia memenangi Sayembara Novel DKJ (2014), Penghargaan Badan Bahasa Kemendikbud (2016), Kusala Sastra Khatulistiwa (2017), Penghargaan Sutasoma dari Balai Bahasa Jawa Timur (2021), dan Anugerah Kebudayaan Provinsi DI Yogyakarta (2023). Selain novel, ia menulis cerpen dan esai.

MARIA PANKRATIA

Maria Pankratia adalah Manajer Program Klub Buku Petra dan Flores Writers Festival. Ia juga penerima beasiswa Beyond Projects and Spaces 2022 oleh Goethe-Institut Indonesien serta Emerging Writer Makassar International Writers Festival 2017. Cerpen-cerpennya disiarkan di Bali Post, Jurnal Sastra Santarang, Pos Kupang, dan beberapa antologi bersama.

Artikelnya, “KTP untuk Kaum Waria, Kenapa Tidak?” menjadi Juara III Kategori Umum Lomba Penulisan dan Liputan Keberagaman Gender. Ia merupakan bagian dari Bacapetra.co, platform yang fokus pada pengembangan sastra dan literasi di Nusa Tenggara Timur (NTT).

MARIANUS NUWA

Marianus Nuwa, akrab disapa Ge, menyelesaikan studinya di Sekolah Tinggi Filsafat Katolik (STFK) Ledalero. Ia menjadi salah satu inisiator berdirinya Komunitas KAHE Maumere dan terlibat sebagai perancang Festival Maumerelogia. Ge juga terlibat dalam beragam program diskusi, riset, dan pertunjukan teater yang diinisiasi Komunitas KAHE.

Selain menulis puisi dan cerpen, ia kini tengah menekuni disiplin keaktoran. Pernah menjadi salah satu peserta Workshop Performer Studio bersama MN Qommarudin dari Teater Garasi/Garasi Performance Institute. Menjadi salah satu peserta yang berpartisipasi dalam program Voicing Bajo Wuring yang berlangsung sepanjang tahun 2020 hingga awal tahun 2021, kerja sama Komunitas KAHE dan Teater Garasi Yogyakarta.

Tahun 2021 menjadi salah satu penulis yang diundang ke Flores Writers Festival di Ruteng. Tahun ini menjadi salah satu partisipan yang diundang mengikuti Festival Indonesia Bertutur di Malang, Jawa Timur.

MARIATI ATKAH

Mariati Atkah menulis puisi, esai, dan cerita anak. Pada tahun 2013, ia terpilih untuk menghadiri Makassar International Writers Festival (MIWF) sebagai salah satu emerging writer dari Indonesia Timur. Menjelang akhir tahun 2019, ia terlibat dalam residensi bertajuk Weaving Stories, program kemitraan Rumata’ ArtSpace dengan British Council Indonesia untuk mengeksplorasi bentuk-bentuk baru tradisi penceritaan di Indonesia. Dari program ini, terbit buku anak berjudul Tenri dan Kisah Jari-Jari (2020).

Buku puisi tunggalnya yang berjudul Selama Laut Masih Bergelombang (2020) diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama dan menjadi salah satu nomine Penghargaan Sastra kategori puisi yang diadakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada tahun 2021. Saat ini Mariati bermukim di Kota Ternate.

MARIO GESIRADJA

Mario Capestrano Gesiradja, lahir di Ende, Flores pada tanggal 8 September 1993. Seorang Sarjana Pendidikan Program Studi PGSD, Universitas Bengkulu. Sehari-hari bekerja sebagai Guru SD. Di luar pekerjaannya tersebut, Mario aktif sebagai pegiat literasi, menginisiasi dan mengelola Taman Baca Anak Merdeka Onekore serta aktif dalam mendukung pergerakan komunitas pemuda di Ende. Saat ini Mario adalah Ketua dari Forum Giat Literasi di Kabupaten Ende.

MAKASSAR INTERNATIONAL WRITERS FESTIVAL

MIWF adalah festival penulis yang diselenggarakan oleh Rumata’ Artspace sejak 2011. MIWF meraih penghargaan International Excellence Award sebagai festival sastra terbaik 2020 dari London Book Fair. MIWF adalah festival penulis internasional pertama dan satu-satunya di Indonesia Timur, yang dikerjakan secara independen, menjunjung HAM, bersifat anti-korupsi, inklusif, dijalankan sebagai kegiatan nir-sampah (zero waste) sejak 2019 dan mendeklarasikan diri sebagai festival yang menentang all-male panel sejak Maret 2020.

Festival yang bertujuan menyebarkan dan merayakan sastra, meningkatkan minat baca serta mendorong cara berpikir kritis. Festival ini telah bertranformasi menjadi ajang pertemuan tahunan tidak hanya bagi penulis, aktivis literasi baca dan tulis, serta pelaku industri perbukuan di tanah air, melainkan bagi pemikir, penggerak kegiatan berbasis masyarakat, komunitas lintas bidang, akademisi dan pelaku kebudayaan secara luas.

MUSISI

Malam Pembuka dan Penutup Flores Writers Festival 3 di Maumere dimeriahkan oleh para musisi dan seniman teater di Maumere yakni: Cru Father Said, Knife & The Sunflower, Leisplang, Moodbreaker, Rizal Huku Lejap, Rockatenda, Rocketqueen, Teater Pilar, dan Who’s That Girl. Qikan Nong Goa menjadi MC di dua kegiatan tersebut.

N

NYONG FRANCO

Nyong Franco adalah seorang Konten Kreator dan Admin Aplikasi. Pendiri Sanggar Bentara Zaman dan saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Sikka.Ketertarikannya pada pelbagai bidang seni dan budaya, mendorong ia dan sahabat-sahabatnya untuk menginisiasi sebuah aplikasi budaya digital yang kemudian dikenal dengan nama SikkaPedia.

SikkaPedia adalah Media Pustaka Budaya Kabupaten Sikka yang dikemas dalam format digital dengan tujuan untuk menjadi sumber informasi kebudayaan dan berbagai informasi lain terkait Profil Kabupaten Sikka untuk menjadi referensi data yang valid serta dapat dipercaya.

R

RACHMAT HIDAYAT MUSTAMIN

Rachmat Hidayat Mustamin bekerja sebagai sutradara, penyair dan seniman performer. Saat ini menetap di Makassar. Ketertarikannya pada trauma sejarah, kawasan, dan isu-isu sosial telah melahirkan karya-karya lintas-medium berupa puisi, film, dan performans. Lakonnya yang berjudul, “Sketsa-Sketsa di Kebun Warisan”, tentang pemberontakan DI/TII 1960an di Sulawesi Selatan, terpilih sebagai naskah terbaik pada Sayembara Naskah Teater Rawayan Award 2022 oleh Dewan Kesenian Jakarta. Buku puisinya Indeks Penghabisan Manusia (FYP: For Your Poetry) terbit Juni 2023. Saat ini, selain aktif sebagai Direktur Program & Kemitraan di Rumata’ ArtSpace, ia juga kerap terlibat dalam kerja-kerja seni budaya berbasis komunitas.

RAHMADIYAH TRIA GAYATHRI

Rahmadiyah Tria Gayathri, seniman lintas-disiplin, produser film, peneliti & praktisi pengurangan resiko bencana. Salah satu pendiri kolektif Forum Sudut Pandang berbasis di kota Palu. Sejak 2014, ia aktif menginisiasi proyek seni antar kolektif sebagai manajer, produser, dan penata artistik. Sebagai seniman perempuan yang lahir dan tumbuh besar di pulau Sulawesi, ia terbiasa mengembangkan karya dan penelitiannya menggunakan suyjektivitas orang timur sebagai pijakan dan artikulasinya untuk bernegosiasi dengan wacana dan medium seni yang dipilihnya.

RETHA JANU

Margaretha Janu menyukai bunga matahari. Retha adalah Ketua Komunitas Teater Saja dan Tutor di Rumah Belajar Ba Gerak di Ruteng. Ia juga adalah anggota aktif Bincang Buku Petra yang diselenggarakan oleh Klub Buku Petra. Di Flores Writers Festival, Retha adalah penanggung jawab keuangan.

RINI KARTINI

Rini Kartini, dosen tetap pada program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Nusa Nipa. Menamatkan studi S2 kajian Studi Media pada Universitas Airlangga Surabaya pada 2017. Rini bersama pemuda-pemuda di Maumere pernah aktif menggerakkan media alternatif, sebuah internet based TV pertama di Kawasan Timur Indonesia-Maumere TV. Rini tercatat sebagai trainer literasi digital tersertifikasi Google, trainer keamanan holistik pada beberapa organisasi nasional dan internasional seperti PPMN di Jakarta, SAFEnet di Bali dan WAN-IFRA di Jerman.

Saat ini Rini dipercaya menjadi koordinator Masyarakat Anti Fitnah dan Hoax (Mafindo) wilayah Maumere, sebuah organisasi nirlaba yang fokus pada cek fakta dan mitigasi informasi sesat (hoax).

RUMPI NUHALOLON

Rumpi Nuhalolon bergerak di bidang literasi yang berupaya menghadirkan dan mendekatkan buku- buku ke anak-anak sekolah di Desa Nuhalolon, Pulau Solor, Flores Timur, NTT. Dengan menjalankan beberapa program seperti buka perpustakaan, lapak buku, nonton bareng, bincang budaya, dan festival, Rumpi Nuhalolon berusaha menumbuhkan minat baca anak-anak dan menjadi ruang membahas isu sosial budaya di Desa Nuhalolon.

S

SAYEMBARA PEMBACA

Peserta Sayembara Pembaca yang lolos tahun ini adalah Hening Bayati, Papua Pius Kraeng, Timoteus Yuanuario Jonta, dan Yohanes Mataubana.

T

TIA RAGAT

Kristiani Ragat atau akrab disapa Tia Ragat, menempuh pendidikan di Ilmu Komunikasi, Universitas Katolik Widya Mandira. Saat ini bekerja di perusahan rintisan asal Singapura bidang multimedia dan aktif sebagai redaktur rubrik Puisi Jurnal Sastra Santarang. Menulis buku kumpulan puisi Kisah Cinta Kesekian (Gramedia Pustaka Utama, 2022) dan pegiat literasi di Komunitas Sastra Dusun Flobamora Kupang.

Tahun 2018, Tia terpilih sebagai salah satu delegasi Indonesia di Korea International Culture and Education Korea Selatan, membawa makalah tentang komunitas literasi dan belis. Karyanya telah disiarkan di sejumlah media. Terhubung dengannya via Instagram @tiaragat15.

V

VALENTINO LUIS

Valentino Luis dikenal sebagai penulis perjalanan Indonesia. Ia lahir dan besar di Maumere, Flores. Setelah menyelesaikan studinya di Universitas Udayana, Denpasar, ia memutuskan pindah ke Jerman dan di tahun 2012 menjadi full-time traveler. Kecintaannya pada gunung dan masyarakat di pelosok Flores, membuatnya terinspirasi untuk mendirikan program sosial Shoes for Flores yang fokus pada pendidikan anak-anak. Bersamaan dengan itu, ia terus berkeliling dan menulis. Foto dan artikelnya muncul secara berkala di majalah-majalah penerbangan dan tabloid wisata.

VOLUNTEER

Yang bergabung dan menjadi relawan tahun ini adalah Bonefasius Kresensius Hawang, Dominikus Dao, Luis Paulus L. Hurek, Michael Norman Reinhard Ria Suri, dan Arnoldus Yansen Sabu Paji.

Y

YOSEPH MARIA FLORISAN

Yosef Maria Florisan biasa disapa Yosi. Lahir di Kumba, 31 Mei 1967. Alumnus Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero 1993 ini adalah seorang penerjemah dan penyunting di Penerbit Ledalero. Sejak Juli 2023, Yosi bertanggung jawab atas Biro University Press Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero.

.

Dalam penyelenggaraannya yang ketiga tahun ini, Flores Writers Festival bekerja mendapat dukungan dari Program Bantuan Pemerintah dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia; Dana Indonesiana Kemdikbud melalui program Fasilitasi Bidang Kebudayaan – Interaksi Budaya (FBK-IB); serta bekerja sama dalam beberapa programnya bersama Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero dan Universitas Nusa Nipa Maumere.[*]


Baca juga:
Lima Lembar Kertas
Flores Writers Festival dan Kereta yang Membuatmu Cemas


Komentar Anda?