Resep Keluarga; Tengah; Obat Hidup; Isi Kepala; Apakah Mama Mencintai Bapak?; Hidup di Kamar Mandi.
Oleh: Tia Ragat |
Penulis buku kumpulan puisi Kisah Cinta Kesekian (Gramedia Pustaka Utama, 2022) dan pegiat literasi di Komunitas Sastra Dusun Flobamora Kupang. Karyanya telah disiarkan di sejumlah media. Menyukai anjing, musik klasik, dan videografi. Terhubung dengannya via Instagram @tiaragat15.
—Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. (Matius 6:34)
Keluarga yang nikmat teracik dari bumbu
gurih dan pedas
kami memasaknya
dengan sedikit rasa hambar dari
__ celaan
_____ cacian
________ penghakiman
___________ dan pandangan sebelah mata
Lalu kami menghidangkannya
dengan sepenuh cinta di atas meja
sebelum disayat
kami tambahkan pula
__ kata-kata buih
_____ sejumput rempah suam
________ sebotol wangi anggur ranum
___________ dan bergelas-gelas koktail berisi rindu
Kemudian kami koyak dan santap
dengan gesa sebelum lenyap
Kupang, 25 Desember 2022
. Puisi-Puisi Tia Ragat – Resep Keluarga
di kamarku hanya ada sisa kayu
dan jaring laba-laba dan lemari lusuh
dan gantungan baju yang bersulih jadi mimpi-mimpi sepia
dan kolong tempat tidur menjelma hati sepi
kasur menyamar jadi mama
dan “aku lelah jadi antara”
antara luka dan duka
antara bising dan gemerincing
antara kecut dan kusut
atau hidup dan redup
sebab di menara ini
antara nada pekik dan jiwaku yang bungkam
kamarku menimbun lapis-lapis amarah
Kupang, 15 Desember Kesekian
. Puisi-Puisi Tia Ragat – Resep Keluarga
mama bilang puisi adalah obat mujarab
bagi jiwa yang sunyi
dan kicau dalam pikiran
seuntai kalimat
yang meredakan
dan memerdekakan
di antara angka dan kata
ia menyerupai maut
dan, kau tahu, maut gemar bermain lotre
kita sungkem kepada maut
“Jika kami mati,
bagaimana kami akan dikenang?”
ia menyeletuk dan mengetuk jantung kita
tentu
hidup lagi atau akhir yang abadi
Kupang, Januari 2023
. Puisi-Puisi Tia Ragat – Resep Keluarga
kadang
aku merasa kepalaku penuh dengan suaramu,
lalu menjelma canang
aku ingin mencintaimu hingga gersang
dan tandas dan ganas, lalu menghunjamkan kepalaku
dan memuntahkan semua bayanganmu
di tahun baru
aku merekam tanah sehabis diterkam hujan,
dan cinta kita yang mekar mengejek bunga api
aku merelakanmu bagai angin
pagi saat kubuka pintu rumah
dan saat kusingkap inti paling purba
dalam tubuhku,
kau berhasil mencuri semua isi dalam kepalaku
Kupang, 22 April 2023
. Puisi-Puisi Tia Ragat – Resep Keluarga
tanyamu di minggu pagi yang kuyup diguyur hujan
sementara di lenganmu yang kendur, aku bersangga
aku rebah di bahumu sambil melahirkan melankoli
dari ciuman kulitku yang tampak tandus
kita ketam mulut, hanya lonceng gereja dan burung
yang tak dapat kupastikan jenisnya leluasa mencuri percakapan kita
persis di depan kita, ia menyulut api, membakar penyesalan malam tadi,
menjelma asap untuk menemani percakapan yang telah dicuri
ia ingin rasuk sayu matamu
dan merampok bibirmu yang gincu,
lalu menerpa dengan kata mengapa?
Kupang, 1 Februari 2023
. Puisi-Puisi Tia Ragat – Resep Keluarga
hari ini aku ingin membersihkan diri
dari sampah tadi malam dan
sisa noda yang berserakan dalam dadaku
dari pancuran,
air mengalir bagai lagu yang lembut
sedang aku sibuk memeras handuk dari guyuran jentik nyamuk
kami memakai kamar mandi
untuk menuntaskan segala hal
termasuk kerinduan yang gagal dirasuki
mengarungi kehidupan di kamar mandi lebih asyik dibandingkan di pusat kota
kau ingin terus hidup dan tahu mengapa, ‘kan?
ruang yang kelam karena busa memenuhi mataku, atau
perasaan tergesa-gesa karena seutas kain pintu
Ilustrasi: Foto Kaka Ited, diolah dari sini.
Baca juga:
– Puisi-Puisi Iin Farliani – Paling Pudar dari Kata
– Puisi-Puisi Jong Santiasa Putra – Dongeng dari Lantai Tiga
– Puisi-Puisi M. Aan Mansyur – Cara Lain Membaca Sajak Cinta
aku ingin mencintaimu hingga gersang
dan tandas dan ganas, lalu menghunjamkan kepalaku
dan memuntahkan semua bayanganmu
Saya suka bagian ini Kak Tia