Berisi puisi-puisi pilihan redaktur bacapetra.co.
Boleh kukatakan ia seolah seperti abu? Apakah juga ini yang ia maksud dari hari-hari adalah perkabungan? Oleh: Oliena Ibrahim |
Siapa di antara mereka/ Yang paling bahagia/ Menceritakan kesedihan?/ “Itu pekerjaan yang sia-sia!” Oleh: Sulaiman Djaya | Lahir di Serang,
pintu sebentar lagi tertutup/ aku tak apa,/ kita kan memang nonsense—/ candaan linen terhapus oleh taifun. Oleh: Rae Fadillah |
di momen itulah/ ayahnya bukan lagi benang/ ibunya bukan lagi jarum Oleh: M. Allan Hanafi | Lahir di Ampenan, Lombok,
Di gelanggang, atau manortor untuk eratkan tali yang mengikat saudara dalihan na tolu. Di bonabulu, tak ada yang asah parang
Satu yang aku tahu,/ jauh di dalam sana/ rasa lapar telah membangun kelenteng/ tanpa para dewa di dalamnya. Oleh: Widya
Tak ada terang yang boleh hidup di bawah gantang, cahaya terakhir bersalin di atas bukit. Oleh: Michael Djayadi | Lahir