Menu
Menu

Dalam rangka ulang tahun ketiga Bacapetra.co, para redaktur berbagi cerita tentang pengalaman mereka bersama media ini. Ini adalah catatan Mario F. Lawi, Redaktur Terjemahan Bacapetra.co. Selamat membaca. “Ambil Baam


Oleh: Mario F. Lawi | “Ambil Bagian dalam Usaha Penciptaan”

Redaktur Terjemahan Bacapetra.co. Buku terjemahannya yang akan segera terbit adalah Suites, berisi 50 puisi pilihan karya Federico García Lorca.


Pada April 2019, bacapetra.co diluncurkan untuk pertama kali. Beberapa minggu sebelumnya, saya dihubungi Armin Bell untuk mengampu rubrik Terjemahan. Saya menerimanya dengan tiga alasan: pertama, saya dapat bekerja dengan kawan-kawan baik saya sendiri; kedua, saya punya kesempatan berbagi bacaan-bacaan saya; ketiga, saya punya kesempatan yang lebih banyak untuk belajar, dari bacaan-bacaan yang saya terjemahkan, kemudian dari terjemahan-terjemahan kawan-kawan lain yang dikirimkan ke rubrik Terjemahan.

Alasan pertama setidaknya telah kami lakukan di Komunitas Sastra Dusun Flobamora melalui Jurnal Sastra Santarang. Santarang dikerjakan dengan semangat volunterisme, tetapi dengan maksud awal untuk memberikan media yang lebih leluasa bagi para penulis di Kota Kupang dan NTT. Alasan kedua adalah hal yang lebih substansial bagi Armin dan Dokter Ronald. Ketika ditawari Armin, saya sedang senang menyiarkan terjemahan-terjemahan yang saya kerjakan di Facebook, dan itu jadi salah satu pertimbangan mereka untuk meminta saya menjadi redaktur rubrik Terjemahan. Para pembaca Indonesia tentu mengetahui bahwa penyair Romawi Ovidius menulis kisah-kisah tentang perubahan dalam puisi naratif Metamorfosis, tetapi tidak banyak yang tahu bahwa kisah-kisah metamorfosis juga ditulis oleh seorang ahli tata bahasa bernama Antoninos Liberalis, yang hidup antara tahun 100-300 Masehi. Ke-41 kisah metamorfosisnya ditulis dalam bahasa Yunani Koine, dan sebagian besar berkisah tentang perubahan menjadi burung-burung.

Saya kutipkan salah satu ceritanya:

Hierax
Dari buku Boios tentang asal mula burung-burung, atau Ornithogonia
Di tanah Mariandinia hiduplah Hierax, seorang pria yang adil dan luhur. Ia mendirikan kuil untuk Demeter dan menerima panen berlimpah dari sang dewi. Tetapi setelah orang-orang Troia tidak memberikan korban kepada Poseidon tepat waktu, dan kemudian mengabaikannya, Poseidon yang ditolak menghancurkan panenan mereka, mengirim monster raksasa dari laut untuk mereka. Orang-orang Troia, dengan monster dan kelaparan yang tak mampu mereka hadapi, memohon kepada Hierax mengirim bantuan yang mereka butuhkan untuk mengatasi kelaparan. Hierax pun mengirim gandum dan makanan lainnya. Marah karena hal tersebut membuat kemuliaannya dilecehkan, Poseidon mengubah Hierax menjadi burung yang disebut “hierax” dalam bahasa Yunani, “accipiter” dalam bahasa Latin, atau elang. Karakternya juga seketika berubah: ia yang paling dicintai di antara manusia, berubah jadi yang paling dibenci di antara burung-burung: ia yang dulu menyelamatkan banyak manusia dari kematian, menjadi pembunuh banyak burung.

Terjemahan tersebut saya kerjakan dari versi Latin Wilhelm Xylander, dengan mengembalikan nama-nama Romawi ke versi Yunaninya. Dalam setiap subjudul kisah ringkasnya, Antoninos menyertakan sumber-sumber lain dari khazanah klasik sebagai sumber ceritanya. Meskipun ditulis sebagai prosa, Metamorfosis Antoninos memiliki aspek keringkasan seperti yang ditunjukkan Ovidius dalam puisi naratifnya. Perpindahan satu kisah ke kisah yang lain adalah juga bentuk perubahan. Bagi Italo Calvino, “puisi Metamorfosis adalah puisi tentang kecepatan: setiap episode harus mengikuti episode lain dalam ritme yang tak kenal ampun, menabrak imajinasi kita, setiap gambaran harus melapisi lembaran lain, dan karena itu menghasilkan kepadatan sebelum lenyap.”

Kecepatan adalah apa yang sekarang telah menerpa kita. Arus informasi begitu cepat, tanpa memberikan kita kesempatan untuk menarik diri dari keriuhan. Ironisnya, pembacaan terhadap buku-buku sastra juga diperlakukan demikian, setidaknya oleh sebagian pembaca: langsung diresensi atau dibicarakan ketika baru saja terbit, diperlakukan sama seperti berita keras di media-media daring. Padahal, sebagaimana ditunjukkan oleh karya-karya sastra itu sendiri, mereka tak lekang oleh waktu justru karena kekinian selalu bisa dilekatkan kepada mereka melalui tafsir. Kita bisa membaca kembali karya para penulis sejak zaman Homeros sampai Atwood, dan menempatkan kisah-kisah yang mereka tulis di dalam situasi yang sedang kita alami. Tidak seperti beberapa rubrik lain di bacapetra.co, misalnya rubrik Cerpen dan Puisi, rubrik Terjemahan memungkinkan para pembaca untuk menyeberangi waktu, menengok karya para penulis dari masa lalu melalui karya-karya yang diseberangkan oleh para penerjemah. Ovidius, lebih dari 2000 tahun yang lalu, sebagai contoh, menunjukkan bahwa puisi-puisi cintanya relevan dengan zaman sekarang justru karena apa yang telah ia kerjakan lebih dari dua milenium yang lalu kini direproduksi secara populer dengan media yang beragam, dengan atau tanpa disadari oleh para penciptanya.

Meski punya kesempatan untuk berbagi bacaan, saya tentu saja sadar bahwa bacaan saya begitu terbatas. Juga waktu yang saya miliki. Karena itulah, di forum redaktur, saya meminta agar para penerjemah lain diperbolehkan untuk mengisi rubrik Terjemahan. Sejak Juni 2020, bacapetra.co akhinya mulai menayangkan karya-karya yang diterjemahkan dari berbagai bahasa. Selain karya-karya dari bahasa Inggris, Italia, dan Latin, bacapetra.co akhirnya memiliki terjemahan-terjemahan yang dikerjakan dari bahasa Prancis, Arab, Jepang, dan Jerman. Karya-karya tersebut tidak hanya membuka lebih banyak khazanah yang bisa diserap oleh para pembaca Indonesia, tetapi juga memperkaya konten bacapetra.co terutama dari segi kualitas. Satu sampai dua bulan lagi kita juga bisa membaca karya terjemahan yang dikerjakan dari bahasa Belanda.

Saramago benar, sastra dunia diciptakan oleh para penerjemah, dan bacapetra.co dengan senang hati mengambil bagian dalam usaha penciptaan tersebut.(*)


Foto: Dokumentasi peluncuran Bacapetra.co di LG Corner Ruteng, 27 April 2019 – oleh Kaka Ited. | “Ambil Bagian dalam Usaha Penciptaan”

Baca juga:
Cerpen Wolfgang Borchert – Jam Dapur
Puisi Li-Young Lee – Rahasia yang Kami Bagi
Esai J. M. Coetzee – Leo Tolstoy dan Karyanya


Komentar Anda?