Menu
Menu

Andai Aku; Kau Aku; Kata-kataku; Negaraku; Mimpi


Oleh: A. Munawwir |

Santri di Interdisciplinary Islamic Studies, UIN Sunan Kalijaga. Sesekali menulis dan menerjemah. Bisa dihubungi lewat akun faceebok: Ahmad Munawwir, akun Ig: @lanceng.brumbung dan akun twitter: @lanceng94.


Andai Aku

Andai aku
bisa hidup
akan kuseberangi jalan tanpa menoleh
bisa menyingkap
akan kupenuhi dunia dengan jeritan
bisa mengetuk pintu
akan kutinggalkan kenangan-kenangan

Andai aku
bisa mengeluarkan beberapa patah kata saban hari
dan senyuman-senyuman
akan kuhimpun mawar-mawar
kupetik bunga-bunga kehidupan
bisa mencium kening
akan kuhapus derai air mata
bisa melukis wajah cantik
akan kudekap rintihan-rintihan

Andai aku
bisa menanggalkan luka
akan kucuci sepasang mata yang menangis
bisa melewati rintangan
akan kupejamkan mata-mata yang terjaga
bisa hidup
akan kuseberangi jalan tanpa menoleh

.

Kau Aku

Tentu, kau menyerupaiku
tawamu serupa tawaku
di pipimu, ada benih noda
sama seperti yang ada di pipiku
air matamu di kala petang
serupa air mataku
bahkan suara dadamu saat merindu
persis seperti dadaku
hanya suara dadaku lebih keras dan kencang
cara jalanmu di kala petang
serupa cara jalanku, bagai bayangan
kau adalah cermin kala jumpa
kau segalanya
kau adalah gerak dan pandanganku
bahkan senyumku kala diam
artinya kau adalah aku
kau adalah bayanganku sendiri

.

Kata-kataku

Kata-kataku bagai tasbih
dalam urutan manik-maniknya
kuacung-acungkan di wajah algojo
dari balik jeruji besi

Dan deru nafasku
bagai gemerincing air, bagai gemuruh petir
bagai suara belenggu
dalam gelap penjara yang usang
dalam gelap ruang bawah tanah
di saat air membeku dan sedingin es

.

Negaraku

Di negaraku, ada suara menggelegar
dan suara angin
langit di negaraku
adalah hujan yang membasuh jalanan
kenangan dan rintihanku
adalah hujan yang mengusap beberapa kening

Jendelaku
adalah angin sepoi-sepoi
yang menghambat ketinggian cahaya
seekor burung yang terbang
dan burung bulbul yang berkicau
adalah daun hijau yang terbang di langit
kilat petir di awan mendung
menyinari jalan-jalan sempit
hening yang mengisi suatu tempat
meninabobokan setiap pendongeng
hujan mengetuk jendela
dan melukis kupu-kupu menari

Asapku
adalah teh beserta cangkirnya
di negaraku, di negaraku
hujan membasuh tahun-tahun
mata tersenyum dan bernyanyi
sedang melodi
dinyanyikan oleh para gadis
di negaraku, alam semesta terlelap

.

Mimpi

Bagimu mimpimu, Tuan
bagiku mimpiku
mimpimu adalah menjadi pemimpin rakyat
menjadi raja di atas singgasana
agar orang-orang berlutut di depanmu
dengan pasrah
agar kau menjarah mimpi-mimpinya
ini mimpimu, Tuan
wahai pemimpin rakyat
tapi mimpiku beda
mimpiku tak datang kala terlelap
namun, aku bermimpi kala aku terjaga
mimpiku datang kala aku berjalan
setiap hari
di siang hari, malam hari, dan di waktu terlelap
aku bermimpi punya negeri
sepertimu, Tuan
wahai pemimpin rakyat
dan punya bendera
yang berkibar di atas puncak
sebagaimana benderamu yang juga berkibar
wahai pemimpin rakyat
mimpiku tidak seperti mimpimu
yang menjarah semua mimpi-mimpi
mimpiku indah
seperti mimpi-mimpi orang fakir
dan sederhana
dan terkadang agak mirip
dengan mimpi-mimpi orang malang
yang hanya sekedar mimpi
namun tetap bahagia

***

Tentang Badi’ Abdul Aziz Al-Qasha’ila

Seorang penulis dan penyair Palestina, lahir pada tahun 1975 di Negev. Memperoleh gelar PhD di bidang Psikologi. Ia telah menulis banyak kumpulan puisi, antara lain: shakhbu kalimat, unfuwan al-Hams, dzakirat al-Mathar, anin al-Shamti, waj’u al-Ruh, dan ‘abra nafidzat al-Wathan. Ia juga memiliki karya tentang psikologi dan dua kumpulan cerita: al-Sair fi al-Darb dan hikayat min madrasah.


Ilustrasi: The Double Dream of Spring oleh Giorgio de Chirico

Baca juga:
Puisi-Puisi Cinta Victor Hugo
Puisi-Puisi Wisława Szymborska – Autotomi
Puisi-Puisi Jahan Malik Khatun – Semalam, Cintaku


1 thought on “Puisi-Puisi Badi’ Al-Qasha’ila – Andai Aku”

  1. Dea berkata:

    teks aslinya di sumber apa ya?

Komentar Anda?