Menu
Menu

Siapa yang bakal tahu/ singkatnya hidup akan/ jadi milikku, tapi saat ini,/ umur yang panjang dalam/ firdaus telah kumiliki. | Puisi-Puisi Joy Olree – Singkatnya Hidup


Oleh: Dedy Tri Riyadi |

Penyair dan penerjemah. Dapat ditemui di akun instagram @riyadidedytri dan Twitter @DedyTriRiyadi1.


Singkatnya Hidup

Cukup dewasa untuk peduli tapi
masih belia untuk melihat segala
luput kesempatan yang tak pernah
aku miliki.

Cukup dewasa untuk merasa apa
yang tak akan terjadi, tapi masih
belia untuk menerimanya.

Merasa kecut pada sisi lain dari
hidup ini tapi nyaman dengan
imbalan dari hidup yang dijalani
dengan baik.

Oh Tuhan, simpan dan jagalah
jiwaku dalam kerajaan-Mu
karena akan kutinggalkan
keluarga yang mencintaiku.

Siapa yang bakal tahu
singkatnya hidup akan
jadi milikku, tapi saat ini,
umur yang panjang dalam
firdaus telah kumiliki.

Ibu, Ayah, jangan menangis
untukku, karena Tuhan sedang
menjagaku seperti yang telah
kalian lakukan.

.

Sebuah Pemikiran

Solusi-solusi sederhana
tampak rumpang,
kenyataan-kenyataan retak
norma. Apakah ini hanya
pikiranku yang bengkok,
atau memang lebih banyak
yang tersembunyi daripada
yang tampak?

.

Bayi-Bayi Tumbuh

Tangis berubah jadi jerit,
senyum jadi cemberut,
bolak-balik, menarik-narik,
merangkak, berjalan, meninggalkan
rumah, evolusi bayi-bayi.

Musik, lilin, anggur dan dansa,
evolusi hubungan seksual.

Seks menghasilkan para bayi, para bayi
tumbuh, tamat.

.

Otoritas Siapa?

Tadi pagi kau berkhotbah tentang otoritas,
mengatakan akan memberitahu jawabannya,
lalu pada penutup khotbah kau berkata
kebaktian malam akan dipersingkat untuk
menghargai para penatua.

Maka dengan kehendak bebas yang diberikan, saya memilih
beribadah di gereja yang tidak menempatkan para penatua
lebih utama daripada ibadah kepada Allah.

Aku akan memberikan jawaban, jadi aku tanya, siapa
otoritasmu, siapa memberitahumu boleh
menempatkan para penatua di atas penyembahan kepada Allah?
Apakah kau ingin Allah memotong
pengabdian-Nya kepadamu?

Aku tahu kau memang beribadah kepada Allah, hanya tak selama
biasanya supaya para penatua yang telah selesai bertugas di gereja ini
dapat dihormati. Ya saya harap saat kau berdiri
di hadapan Allah, Ia tidak menukasmu dengan berkata,
“Enyahlah, aku tak tahu siapa kamu.”

Aku tak ada urusan dengan para penatua, bahkan aku telah
dua kali menjabat, tapi tak pernah ada seorang penatua yang mati
bagiku dan aku tak pernah diperintahkan untuk menghormati
siapa pun selain Allah dan Yesus putera-Nya di hari pertama
dalam minggu.

Alkitab mengatakan selalu ada tempat dan waktu
untuk segalanya, dan bukankah gereja bukan tempat yang salah untuk
menghormati hanya Allah dan Yesus Putera-Nya?

.

Kematian dalam Cinta

Kau telah membunuh anakku,
Telah kuberikan untukmu pengampunan.
Kau telah mematahkan hatiku,
telah kuberikan untukmu bunga.
Saat pohon tumbang dan
langit menangis, telah kuberikan
padamu pelangi.

.

Devosi

Pandang berkabut, rindu langkas,
merasa begitu bahagia dalam
cinta yang mengada.

Takut kehilangan yang terlalu
berharga. Kebaktian diadakan untuk
keselamatan mereka yang berdosa.

Jika isi hatiku telah diketahui
oleh sang Tuan tidakkah ia menyayangi
anaknya.

Jika aku bertobat pada apa yang disebut kebenaran
maukah ia mengampuni tanpa memintaku
untuk menghancurkan seorang yang tak berdosa.

.

Iman

Taruhlah imanmu pada manusia,
dapatkan kata-kata megah dan
penghiburan. Taruhlah imanmu
pada binatang-binatang dapatkan
kesetiaan.

Segala dalam dunia ini hanyalah
sementara. Mungkin bisa membawa
kebahagiaan, tetapi dalam kematian
mereka hilang ke dalam keabadian
tempat kegembiraan atau kesakitan
menunggu tergantung di mana
kau taruh imanmu selama hidup
di alam kesementaraan ini.

Taruhlah imanmu dalam Allah dan
Putera-Nya, dapatkan firdaus abadi
seperti dijanji dalam Alkitab dan
itu selamanya.

***

Tentang Joy Olree |

Joy Olree adalah penyair perempuan yang menderita penyakit autisme asperger dan belakangan ini didiagnosa juga menderita multiple sklerosis. Joy Olree tinggal di McKenzie, Tennessee, Amerika Serikat, dan banyak melahirkan puisi-puisi dengan nuansa kekristenan yang kental. Buku puisi pertamanya berjudul Coffee Cup Stains: Thoughts from Autistic Poet, yang jadi sumber terjemahan Indonesia Dedy Tri Riyadi di atas.


Ilustrasi: Photo by Jeswin Thomas from Pexels

Baca juga:
Puisi-Puisi Jahan Malik Khatun – Semalam, Cintaku
Puisi-Puisi Louise Glück – Bunga Iris Liar
Puisi-Puisi Salvatore Quasimodo – Laude


Komentar Anda?