Menu
Menu

Taichi dan beberapa puisi lainnya dalam Hidup Hanya Menunda Kekalahan, Suatu Variasi.


Oleh: Polanco S. Achri |

Lahir di Yogyakarta, Juli 1998; menetap pula di sana. Seorang pengajar bahasa di sebuah SMK di Sleman. Menulis sajak, prosa-fiksi, dan esai-esai pendek; serta sesekali menulis naskah pertunjukan. Mengelola Pendjadjaboekoe dan Majalah Astro. Bergiat di Komunitas Utusan Negeri Dongeng; dan memimpin Sindikat Muda Liar Ngantukan. Beberapa tulisan tersiar di media, daring maupun cetak. Dapat dihubungi di FB: Polanco Surya Achri dan Instagram: polanco_achri.


Taichi

Tak pernah ada kupu yang sehat, Taichi,
sebab seluruhnya hanyalah suatu variasi.

Dunia merupakan telur; dengan delapan sudut,
enambelas rusuk, dan enam sisi. Dan perpisahan
adalah keniscayaan yang mesti. Sebab itu, aku
hendak bertanya kepadamu:
_____ Apakah manusia mesti berevolusi lagi, Taichi,
_____ seperti menjadi Übermensch yang diimpi Nietzsche
_____ ketika terbangun dalam tubuh Sang Nabi Api,
_____ Zarathustra yang menggigil karena dinginnya Sepi?
_____ Apakah kita tak bisa tetap seperti ini, Taichi,
_____ kau tetap seorang kanak dan aku tetap Agumon—
_____ yang tak pernah berevolusi menjadi Wargreymon?

Akan tetapi, perpisahan, Taichi,
adalah keniscayaan yang mesti.
Karenanya, aku ingin bertanya:
_____ Apakah kita bisa bertemu lagi?

(2020—2023)

. Hidup Hanya Menunda Kekalahan, Suatu Variasi

Astroboy dan Biografi tentang Semacam Aku

Semacam aku tenggelam dalam lautan data. Semacam aku tak berhasil mengunduh harapan; belum mendapatkan izin akses kesedihan; memori perasaan belum benar-benar tersalin dalam tubuh android masa depan. Semacam aku tenggelam dalam lautan data dan tak berhasil terhubung dengan fail kebahagiaan. Ada banyak pengetahuan! Apa hanya ada layanan yang berkenaan dengan duka dan kepedihan? Halo, Bahasa, di bagian mana semacam aku bisa mendownload kemanusiaan?

01101000 01101001 01100100 01110101 01110000 00100000 01101000 01100001 01101110 01111001 01100001 00100000 01101101 01100101 01101110 01110101 01101110 01100100 01100001 00100000 01101011 01100101 01101011 01100001 01101100 01100001 01101000 01100001 01101110

Semacam aku mendapat pesan dari masa silam: Di dalam internet, kamu bisa menjadi siapa saja, tapi tidak dengan menjadi diri sendiri…

(2020—2023)

. Hidup Hanya Menunda Kekalahan, Suatu Variasi

Terkenang Minky Momo pada Suatu Petang Merah Jambu

Sambil menikmati kopi, kau terkenang gadis cilik itu, gadis cilik
yang memiliki rambut berwarna merah jambu. Ia bukan gadis cilik
yang diseberangkan gerimis, bukan gadis cilik yang ada di dalam
sajak pendek seorang penyair yang percaya bahwa waktu itu fana.
Ia adalah gadis cilik yang amat suka bertanya, kau hendak jadi apa
ketika dewasa, ketika tak lagi bisa disebut sebagai kanak bernama.

_____ “Aku ingin jadi penyair…”

Namun, kau ingat, gadis cilik itu telah lama pergi; telah kembali
menjadi bidadari; dan malangnya, untuknya maupun untukmu, ia
belum sempat menyihirmu, agar menjadi sesuatu yang kau maui.

(2020—2023)

. Hidup Hanya Menunda Kekalahan, Suatu Variasi

X

Kenshin Himura,
Kenshin Himura,
kenapa pedang tercipta
jika tak bisa
menyeka airmata?

Kenshin Himura,
Kenshin Himura,
kenapa pedang tercipta
jika hanya
kian jauhkan peluk gadis jelita?

(2020—2023)

. Hidup Hanya Menunda Kekalahan, Suatu Variasi

Kepada Satoshi

Satoshi, di duniaku, tak pernah ada pokeball yang membawa kepada
serangkaian tualang dan lomba penuh lencana. Di duniaku, hanya ada
ribuan kotak pandora—yang amat terampil terbuka. Dan harapan,
Satoshi, seperti yang penyair katakan, adalah hal paling mematikan!

(2020—2023)

. Hidup Hanya Menunda Kekalahan, Suatu Variasi

Setelah Bintang Jatuh

Apakah aku bisa menjadi kesatriamu, duh, titisan Dewi Athena? Angin
berembus pelan, dan gugur sebutir bintang; dan aku ingin sekali bisa
menjadi perisai yang menghalangmu dari serangkaian duka, dari
serangkaian derita yang membuat jatuh airmata. Namun, selalu saja
ada panah beracun yang menembus jantungmu, jantungmu, jantungmu—
Duh, titisan Dewi Athena, aku bukanlah Saiya. Namun, apakah aku bisa
menaiki kuda bersayap, Pegasus, dan membawamu kepada
planet Pangeran Cilik atau kepada planet-planet yang tak bisa digapai
oleh tajam panah-panah beracun berlumur duka-derita itu?

(2020—2023)

. Hidup Hanya Menunda Kekalahan, Suatu Variasi

Arsitektur Kekkai dalam Sebuah Kubus

Ada saja yang berkata, dan mengatakan bahwa
dahulu sekolahnya adalah bekas rumah sakit atau pusara
—atau bekas bangunan tua Belanda. Akan tetapi, kau
selalu merasa bahwa sekolahmu, di tingkatan mana pun itu,
adalah sebuah tanah yang memiliki kekuatan dan mesti dijaga.
Meski begitu, kau tak pernah berhasil menjaga kenangan dan
harapan yang tumbuh di tiap jenjang bangku sekolahan.
Dan di dalam kubus-kubus itu, tanyamu pada semacam Sabtu,
apakah ada sejenis masa depan, seperti yang dijanjikan oleh
Eugène Ionesco dalam drama-drama absurdnya tentang telur?

Sekarang, kau sudah jadi guru;
dan dalam tiap perjalanan pulang, selepas mengajar,
kau ingin sekali bertanya kepada Yoshimura:
Dalam kubus itu, apa aku bisa berlindung dari duka?

(2020—2023)


Ilustrasi: Foto Kaka Ited, diolah dari sini.

Baca juga:
Puisi-Puisi Triskaidekaman – Gaudeamus Igitur
Puisi-Puisi Bramantio – Kronik
Puisi-Puisi Puji Pistols – Memoria Mario Ruoppolo


Komentar Anda?