Menu
Menu

… jika kau telah tahu kelak kau akan mati/ untuk apa ada kesedihan?


Oleh: Candra Lesmana |

Lahir di Cianjur, 19 Agustus 1997. Menulis puisi dan cerpen. Beberapa karyanya pernah termuat di berbagai buku antologi, media cetak, dan media online. Juara 1 Lomba Quotes Menatajiwa.id dan Juara 2 Lomba Cipta Puisi Lingkarpena. Bisa disapa di akun Instagram: @anddralesmana.


Ulang Tahun Pertama Pernikahan Mama

suasana mencair saat api mengunyah lilin
ayah memimpin doa, mama membuka telapak tangan
amin berpendar bersama asap pembakaran
kue yang dipesan dari toko jauh di kecamatan
seperti telah mantap untuk menjadi kudapan

mama tak pernah meminta untuk dicium
sebab ia tahu sulit untuk menjadi wangi
saat tubuhnya bau piring kotor, baju kotor,
rumah kotor, dan debu-debu

tapi ayah punya nafsu
ia lebih panas dari api
ia tak tahu bau aroma lilin jika dibakar,
bau plastik saat dibakar, bau sampah-sampah.
jika pun ia tahu
ia tak peduli

selang beberapa bulan kemudian
setelah mama makin tidak enak badan
ayah menyarankan agar tubuhnya diperiksakan
mama khawatir,
pada jatah makan yang tidak berkecukupan

lantas sebuah hasil menunjukkan ia telah berbadan dua
sebuah kabar duka
bagi keluarga kecil yang belum genap kebahagiaannya
tapi mereka selalu berusaha menghibur diri
dengan ayat bahwa:

tak ada yang mati sebelum seluruh rezekinya diberi

itu artinya mama tengah bahagia
dengan harapan bahwa ia akan bertemu dengan nasib baik
saat bayi itu pun lahir,
ia ikut menangis

. Untuk Apa Ada Kesedihan?

Tugas-Tugas Rumah

barangkali ini yang perlu kau ingat sebelum
kau pergi dan tak mau membawa apa pun:

1/
setiap pagi, sebelum ia berangkat ke kebun
atau ke hutan karet di seberang bukit
ia akan menaruh kunci di dalam sepatu;
cara yang baik untuk menyelamatkan
harta yang tak pernah kau miliki.

sepulang belajar, kau harus sudah bisa
membedakan tempat menyimpan kunci
dan sarang tikus.

2/
sebelum kau pergi bermain gundu
di halaman rumah karibmu yang luas
letakkan piring di dalam bufet dan pulanglah
ketika kau telah kenyang bermain.

biarkan kegembiraan membuatmu
lupa pada hal-hal yang perlu—
yang menghadirkan ngilu di kepala
dan perut kita.

3/
jangan lewatkan soal kebun di halaman belakang
di sana tempat nafas penyambung kita bersemayam
beri dia air sebelum dia memberi kita hidup
apa yang kau tuai itulah yang kau petik

bila kau tak ingat cara menyiram pohon dengan baik
setidaknya kau harus pandai bagaimana membuat
pipimu tetap kering.

4/
sekitar pukul tiga sore
kau harus menengok genting rumah
di bagian paling belakang.
mamamu sering lupa ia tengah menjemur sesuatu
sesering ia lupa pada jam makan siang

5/
apabila magrib tiba
pastikan semua unggas telah masuk ke kandangnya
lalu lekaslah pergi temui guru agama
tanyakan apa pun yang ingin kau tanyakan pada Tuhan

6/
jika hari libur tiba
setengahnya adalah milik mamamu
setengahnya adalah waktumu bermain dan belajar
kau harus terbiasa membagi waktu
sejak dini

masa depan dipadati oleh segala sesuatu yang sibuk
yang hampir kebanyakannya mubah

7/
tanggal pertengahan bulan adalah waktu
menepati janji mamamu kepada mendiang kakekmu
bahwa ia akan selalu mengirimkan bunga
(meskipun bagimu bunga dan kematian tak
memiliki hubungan apa pun)
; kau harus siaga jika mamamu lupa
menaburkannya di makam kakekmu

mamamu mencintai kakekmu melebihi
ia mencintai lelaki yang punya andil hingga kau lahir
kau tak bisa menolak untuk memahami
bahwa perasaan yang rumit seperti jalinan keluarga
yang erat dan rawan oleh perselisihan.

. Untuk Apa Ada Kesedihan?

Sekarang Waktu yang Tepat untuk Mengerti Apa Itu Mimpi Buruk

sepuluh undang-undang telah disetujui, saat kau baru belajar
cara mengucapkan kata mama.

ibumu meringis ketika tahu bukan hanya susunya yang mengering
melainkan juga apa-apa yang harus segera ada di dalam isi perutmu dan perutnya

ayahmu yang murung tengah mencari tambang dan tiang
untuk menyuarakan apa yang tidak bisa didengar telinganya sendiri

. Untuk Apa Ada Kesedihan?

Sebelum Melahirkan Peristiwa, Kau Lahir sebagai Apa?

apakah telah tercium bau wangi namamu
di atas kertas yang telah digelar Tuhan? sementara
darah yang basah, mengalir seakan di dalam dirimu
ada sebuah mata air.

“darah tak pernah wangi. ia lekat dengan kesedihan.”

saat kau belum pandai membedakan antara pesan
dan kutukan, apa yang kau kirimkan pada kematian
yang terus memburu jawaban dari semua yang ia pertanyakan?

“sebuah alamat yang sama-sama akan kami tuju,
walau beda cara, kami tempuh.”

kita semua terlahir untuk memikul apa yang masih diperseterukan
menimbang seberapa berat rasa takut dan kecemasan
mengira-ngira sedalam apa luka yang ditinggal sebuah pertikaian. sebelum melahirkan peristiwa, kau lahir sebagai apa?

“sebagai segumpal harapan yang hina.”

harapan tumbuh seperti kecambah. mula-mula tegak
_____________________________ lantas kemudian tunduk
mereka datang dengan cara menyungkur tanah,
seolah udara adalah jarak yang dekat untuk menuju langit
jika kau telah tahu kelak kau akan mati
untuk apa ada kesedihan?

“untuk menjadi bagian dari kekurangan.”

seekor rusa pincang berlari di sabana
di belakangnya mulut harimau membuntuti
maut yang hangat seperti tahi yang baru keluar dari
lubang pantat. kekurangan adalah derita yang harus
kau tanggung seumur hidup. lalu masihkah kau
percaya pada kebahagiaan?

“aku tak menginginkan mati
sebagaimana tak menginginkan hidup.
mempercayai kebahagiaan adalah sungai
di antara keduanya.”

. Untuk Apa Ada Kesedihan?

Eksamen

sekarang kau tahu bagaimana rasanya tenggelam
di dalam kesedihanmu sendiri
saat sebatang mara melintang di jalur peraduan nasibmu.

apa yang bisa kau ambil dari pertaruhan kartu
saat semua kunci permainan tidak pada genggamanmu?

kali ini kau hanya bisa bilang bahwa ingatan
adalah inferno bagi semua yang pada mulanya berharga
sebelum waktu memberimu ruang
untuk bertemu dengan dirimu sendiri,
dan kau lupa menuliskan kalimat permintaan maaf
dalam surat yang kau kirim pada suatu alamat
yang memuat masa depanmu sendiri:

semua jawaban atas kesedihanmu telah kami terima
tak ada yang perlu kau sesali
sebab kita telah lama saling berkabar

kau tahu bahwa kelak kesedihan akan melilitmu
seperti seekor ular yang lapar
yang perlu kau persiapkan adalah
bagaimana menggemukkan kepalamu
dengan ingatan paling gembira

setelah tiba pada eksamen yang akan
menguji seberapa lama kita bisa bernafas
di dalam derita,
kita akan keluar sebagai penyelam ulung
dan berlomba di samudra selayak lumba-lumba
turun naik ke permukaan
tanpa khawatir lagi pada kedalaman


Ilustrasi: Foto Kaka Ited, diolah dari sini.

Baca juga:
Puisi-Puisi Saddam HP – Rahim
Puisi-Puisi Tia Ragat – Resep Keluarga
Puisi-Puisi Iyut Fitra – Kepadamu Kami Bicara


3 thoughts on “Puisi-Puisi Candra Lesmana – Untuk Apa Ada Kesedihan?”

  1. nurdiansafitri07 berkata:

    Bagus dan menarik

  2. nurdiansafitri07 berkata:

    Sangat menarik dan bagus

  3. gita artika putri berkata:

    sangat menarik

Komentar Anda?