Menu
Menu

… dan karenanya kau tak ingin disebut/ vegetarian


Oleh: Fathulrachman |

Lahir di Gowa, Sulawesi Selatan. Menulis cerpen dan puisi. Beberapa karyanya pernah dimuat dalam Laman Literasi Lombok Post. Bergiat di komunitas Malam Puisi Makassar.


Jika Puisi Adalah Negara

Jika puisi adalah negara, kubayangkan lembar-lembar
kertas adalah batang-batang pohon yang hilang. Tidak ada
yang tersisa dan karena itu puisi menulis di atas
bangkainya sendiri.

Jika puisi adalah negara, kubayangkan huruf-hurufnya
semisal imigran yang melarikan diri ke puisi lain. Mereka
berusaha melintasi batas tulis sebelum dibaca
dan meledak di bibir bekas pacarmu. Satu, dua atau
lebih banyak huruf yang hilang sampai puisi hanya
menyisakan tanda baca.

Jika puisi adalah negara, kubayangkan bait-baitnya
mengular jadi setapak di pijakan murid sekolah yang
tiba setelah pulang. Atau seperti mobil yang mengalur dan
air yang tak pandai mengalir di jalan-jalan kota.

Jika puisi adalah negara, kubayangkan dirimu sebagai warga
tunggal yang tinggal. Kita menikah tanpa harus dikejar tanggal
memiliki kartu tanda penduduk.

Jika puisi adalah negara, kubayangkan diriku angka-angka
halaman yang tidak selesai mengira di puisi mana aku akan berhenti
dan tidak melihat kebencian dituliskan.

2015

.

Mengubah Tokyo Menjadi Makassar

Demi menurunkan angka bunuh diri,
kaisar baru Jepang ingin mengubah Tokyo
menjadi Makassar.
Matahari melahirkan Tokyo sebagai
kamar pribadi. Semua orang mampu
merasa sendiri tanpa perlu
menutup pintu
dan jendela.

Kata-kata didengar dan dilihat,
tetapi tak ada di bibir siapa saja. Di bibir
hanya akan ada halaman depan koran
berisi obituari.

Makassar hari ini telah menghapus
kesunyian benda-benda.

Semua orang hidup menggunakan usaha keras
mereka membunyikan kebenaran
masing-masing.

Mereka tahu sisi dan isi
Makassar berdarah tetapi tidak ada
yang benar-benar mati. Seperti peluang
yang dibeli dari perihal-perihal palsu.

Pemerintah Tokyo diminta
memotong ruang kosong
di pikiran warganya.

Agar mirip Makassar, mereka akan menebang
seluruh Aokigahara dan membangun
lebih banyak bioskop.
Satu-satunya bahaya dalam bioskop
adalah ketiadaan teks film berbahasa asing.

Persimpangan Shibuya sewarna
cuaca terbaik di musim kemarau. Mereka akan
lupa pohon sakura dan sake yang tumpah
di bawah akarnya pernah ada.

Mereka akan memangkas taman
di Shinjuku untuk mencegah
siapa pun masuk ke dalam
tubuh sendiri.

Orang desa tidak berlibur ke kota dan
orang kota tidak berlibur ke taman. Setiap orang
hanya akan berlibur ke tempat yang
tidak mereka miliki.

Setiap tempuh di luar rumah menyimpan
kebebasan. Tetapi mereka lupa, jalan kota adalah
perangkap.

Suatu saat bila aku gagal menebak
sedang berada di mana, pundak-pundak
yang kusentuh akan bicara menggunakan
kalimat larangan.

Aku tiba-tiba ingin berada di dalam
pelukmu saja;

tempat di mana amarah
tidak mampu aku jangkau.

2019

.

Sintesis Kekejaman Rahasia

Apa-apa yang tidak mati oleh dendam
akan bertahan hidup sebagai rahasia. Seperti
api yang membakar kelamin
tetapi mengabukan kata-kata. Rupa dan nama
adalah mata belati atau tali gantung diri.

Seburuk-buruknya, rahasia menyediakan
tempat sembunyi. Ruang yang mengembang
dari kecemasan dan rasa takut, juga
amarah seorang pengecut seperti kau.

Para tetangga lebih berbahaya dari
lengan-lengan durjana. Mereka menyakiti kau
sekali dan selamanya.
Kau malu dan tak mau tahu
alamat kantor polisi.

Terlalu banyak yang terjadi tetapi tak
bisa kau buktikan. Kau berharap penyesalan
atau karma akan datang sebelum hukum.

Kau lubang yang berubah menjadi
tanda dosa yang bisa diulang
berkali kali.

Anak-anak jauh lebih pandai
Menyimpan rahasia. Kejahatan tahu,
mereka hanya butuh permen,
uang jajan,
juga orang tua yang pemalu.

Anak-anak tak akan bicara dan negara
tak mungkin percaya. Negara berusaha
dan selalu gagal
mengubah penjara menjadi penjera.

Seperti juga kau, yang keras menutup suara
meski tak mampu menghalau teriakan
amarah sendiri.

Orang-orang kota semakin sulit mengubur
derita. Pikiran-pikiran mereka sepetak tanah;
sempit dan mudah terendam banjir.
Pikiran kau lebih sempit dari itu.
Tidak ada ruang untuk rahasia selain
kepala sendiri
atau tempat yang lebih tinggi.

Untuk segala yang hilang, kau
memilih damai atau ganti rugi. Begitu kau
menanggung apa yang tidak dijawab karma
dan menjawab apa yang tidak ditanggung
penyesalan.

2016

.

Presque vu

Di tengah percakapanmu dengan seorang lelaki, kau barangkali akan diam dalam satu detik yang panjang. Kau tiba-tiba didesak keharusan mengingat perihal yang telah lama istirahat sebagai kosakata. Sesuatu yang sedang hilang dan berusaha pulang akan membuatmu gelisah.

Kau sungguh-sungguh berpikir seperti sedang menuntaskan hasrat bersin. Semacam masa kanak dengan dongeng-dongeng yang ganjil menetas di hadapan tatapmu. Semacam kata-kata, taman bermain, atau keadilan yang sulit kautemukan di sebuah kota.

Ia serupa mata kail, menancap dan menolak lepas dari lidahmu. Kau mengingat sesuatu tentang jenis kelamin. Barangkali nama bunga yang mekar di bulan April. Kau hendak menyebut kata yang diawali huruf F tetapi berbunyi seperti larva atau viral. Kau menebak tetapi mengingkari semua kata sebelum hempas dari bibirmu.

Bertahun-tahun silam, sesuatu itu pernah mendiami tempat ramai di pikiranmu. Seluruh yang kaukatakan ingin menyentuhnya. Seluruh yang menyentuhnya ingin kaukatakan. Sementara yang berhasil menyetuhnya dan kaukatakan ingin menjadi seluruh dirimu.

Kini ia tinggal di pulau terkecil dalam otakmu. Lekuk paling berkabut di mana bunyi hukum fisika, larangan begadang, dan hal lain yang kauabaikan menghabiskan sisa hidup mereka. Tidak ada alamat. Tidak ada telepon genggam atau media sosial. Namun, beberapa kenangan ditakdirkan bertemu kebetulan-kebetulan meski di akhir satu detik yang panjang itu kau memutuskan untuk melupakannya. Memutuskan untuk melupakan aku.

2016

.

Mencintai Vegetarian

Kau akan jadi istri yang sederhana
meskipun alasan yang sama membuat
suamimu sulit mengembangkan bakat
memasak.

Rak lauk di lemari pendingin akan selalu
kosong. Daging ayam dan sapi, ikan dan udang,
hanyalah ingatan-ingatan buruk yang
kautolak masuk ke dalam panci.

Satu-satunya bagian hewan yang sanggup
kaumakan hanya kuning telur mata sapi,
dan karenanya kau tak ingin disebut
vegetarian.

Suamimu akan jadi lelaki yang merepotkan
meski tentu saja kau tak ingin ia berpikir
demikian. Kau akan gigih menyisih sisik
dan amis ikan.

Kau akan gugup mengiris
ruas dada dan paha ayam. Kau akan gagal
beberapa kali, tetapi ia suami pemakan
apa saja yang tercipta dari tanganmu.

Kau akan menyebutnya istrivora.

Meja makan kalian akan berisi
kesepakatan: tempe goreng dan sambal
terasi. Kadang-kadang mi instan atau
sambal petai.

Jangan tanyakan hidangan istimewa. Kau
telah jadi kemewahan yang melebihi
cecapan rasa.

Mungkin suatu malam kelak, usai kau
memaksakan diri mengolah daging, lidah
suamimu tiba-tiba berpindah ke lengan
yang menyuapi mulut istrinya yang
vegetarian.

2015 | mencintai vegetarian

.

Agenda

Yang tumbuh dari mata adalah cahaya. Yang
benih dalam pagi adalah doa. Yang tunas dari
kata adalah bahasa. Yang panjang tentang waktu
melulu kesendirian setiap kau berangkat kerja.

Yang kembang sepanjang jalan adalah bahaya. Yang
cabang dan tidak macet mungkin jalan buntu. Yang lebat
seluruh siang barangkali omong kosong. Yang rindang dari
kepulangan selalu pelukan kau.

Yang layu karena dusta adalah percaya. Yang luruh
bersama luka lebih dari semesta. Yang tumbang tanpa
ditebang sering kali anak muda. Yang tuntas dari kita
hanyalah cinta, selebihnya hidup sepanjang malam sebagai luka.

Esok, jangan lupa membuka mata. Yang
tumbuh dari mata adalah cahaya. Lagi.

2014


Ilustrasi diambil dari wikart.org. | mencintai vegetarian

Baca juga:
Puisi Pastoral Giovanni del Virgilio untuk Dante Alighieri
Puisi-Puisi Cinta Victor Hugo
Puisi-Puisi Grace Celine – Perempuan Buta dan Matahari


Komentar Anda?