ujung bulan telah lalu/ pintu-pintu keluar itu/ masih nganga.
Oleh: Budi Afandi |
Lahir di Dusun Bilatepung, Desa Beleka, Lombok Barat, NTB pada 20 Juni 1983. Menyelesaikan studi di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang. Menulis novel, cerpen, dan puisi. Karyanya pernah dimuat Koran Tempo, Padang Ekspres, Indopos, Majalah Femina, Majalah Basis, Bali Post dan beberapa media lainnya. Menerbitkan kumpulan cerpen Kebaikan Istri pada 2017. Ia kini mukim di Amsterdam.
.
selepas tikungan kedua
dari rumah bermenara tertua
di atas trotoar,
di samping perhentian,
selalu. ada aroma malam panjang
yang padanya. dititip pesan salju
kelindan kabut dan penunggang kuda
yang muda. yang tua. yang belia.
hitam. legam. mengkilat
cepat. berlari dari hari-hari
serupa arah waktu yang dikutuk
sebagai kesendirian
pada tubuh yang tak mau. lagi tumbuh
pada musim yang tak mau. lagi sepuh
ia luluh setelah lepuh.
Cadier en Keer, 09/05/2020
.
ujung bulan telah lalu
pintu-pintu keluar itu
masih nganga.
seperti semula
saat bulan purna
seusia daun kelapa
di pantai. balon udara
terikat semak ;pandan
bersilatan di langit ;malam
sedangkan pasir-pasir duduk
berhadapan. bertukar cerita.
mendongak. memohon.
agar hujan tak turun
agar kering mereka
lalu ke sana. ke angkasa.
bulat-bulat. melebihi bulan
Cadier en Keer, 12/05/2020
.
layaknya doa-doa
para bayi ditangis pertama
Drenthe, 26/05/2020
.
di antara pergantian musim
kita: waktu yang dihentikan
sejenak. setelah
menolak ada
menolak tua
sebagaimana harus-nya
seperti tanda-tanda
di dinding gua-gua
yang dengannya. masa lalu
serupa musim yang selanjutnya
Amsterdam, 31/05/2020
.
di tepi sungai
rumput-rumput berkelakar
perihal bulir air yang mengakar
pada wajah mereka
bibit pendoa telah ditandur
bening dan subur
Amsterdam, 01/6/202
.
dia putar arah
bernadi benang paling terang
untuk mengainkan malam
dengan tenun paling tenang
dia tarik jauh
ke tempat paling teduh
dimana kasih bertakdir penuh
dia dekati dekat
dengan mantra paling rapi
dari tali bumi setengah jadi
Jakarta-Amsterdam 2020
.
dalam matanya
langit berjerami
bumi berjubah resi
kembara mereka
pecah sebelumnya
setelah berpundak bejana
Jakarta-Amsterdam, 2018-2020
.
aku ingat jalan
menuju rumahmu.
barisan aksara batasnya
sepeda tua titik komanya
yang menapakinya
buta begitu saja
Jakarta-Amsterdam, 2014-2020
Ilustrasi dari Pexels
Baca juga:
– Puisi-Puisi Ng. Lilis Suryani – Enigma Tubuh
– Cerpen Connie Rae White – Tamu yang Tak Diharapkan
– Usaha Membunuh Sepi di Masa Pandemi